LANGGAMPOS.NET - SUMENEP - Festival Hari Tani Nasional 2025 yang digelar di Pendopo Agung Keraton Sumenep pada Rabu, (24/9/2025), berlangsung meriah.
Acara yang menjadi branding Pemkab Sumenep ini menghadirkan lelang sepiring nasi goreng buatan Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim.
Lelang nasi goreng itu dibuka dengan harga Rp 50 ribu. Para tamu undangan dipersilakan menawar lebih tinggi.
Lelang nasi goreng itu dibuka dengan harga Rp 50 ribu. Para tamu undangan dipersilakan menawar lebih tinggi.
Suasana pun riuh saat beberapa tangan terangkat. Tawaran pertama muncul Rp 100 ribu, lalu naik lagi menjadi Rp 200 ribu.
Gelombang penawaran terus bergerak. Seorang peserta menyebut angka Rp 250 ribu. Tidak lama berselang, Direktur RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, sanggup menawar Rp 500 ribu. Namun, tawaran itu dipatahkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid. Ia menyatakan kesediaan membayar Rp 750 ribu.
Tepuk tangan bergema di pendopo. Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada lagi yang menaikkan tawaran.
Gelombang penawaran terus bergerak. Seorang peserta menyebut angka Rp 250 ribu. Tidak lama berselang, Direktur RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Erliyati, sanggup menawar Rp 500 ribu. Namun, tawaran itu dipatahkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid. Ia menyatakan kesediaan membayar Rp 750 ribu.
Tepuk tangan bergema di pendopo. Setelah menunggu beberapa saat, tidak ada lagi yang menaikkan tawaran.
Pemenang lelang sepiring nasi goreng buatan Wakil Bupati itu jatuh kepada Chainur Rasyid dengan harga Rp 750 ribu.
“Mungkin ini adalah nasi goreng termahal di Sumenep. Satu piring harganya Rp 750 ribu,” ujar MC acara yang langsung disambut tawa pengunjung.
Festival Hari Tani Nasional 2025 merupakan kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep. Festival ini mengusung semangat pertanian modern sekaligus memperlihatkan komitmen Pemkab Sumenep dalam mendukung inovasi produk lokal.
Ketua BEM Fakultas Pertanian Unija, A. Rabith Watsiqi, menjelaskan bahwa hasil lelang nasi goreng langsung diserahkan ke Baznas untuk disalurkan kepada mereka yang berhak menerima. “Salah satu agenda acara di festival ini adalah lomba memasak nasi goreng oleh Forkopimda. Ini tadi yang dilelang adalah nasi goreng buatan Pak Wabup,” katanya.
Wakil Rektor III Universitas Wiraraja, Nurdody Zakki, turut memberikan apresiasi terhadap festival yang digagas mahasiswanya. Menurutnya, Sumenep pantas dikembangkan potensi pertaniannya. “Harus ada modernisasi hasil pertanian. Kemudian didukung inovasi produk yang bisa dilirik, dan yang tidak kalah penting adalah perlu mempertahankan produksi berkelanjutan,” ujarnya.
Selain lelang nasi goreng, Festival Hari Tani Nasional 2025 juga menghadirkan bazar pertanian. Produk unggulan dari 20 kecamatan dipamerkan, mulai dari hasil pertanian segar hingga inovasi produk olahan. Kehadiran bazar ini menjadi etalase bagi petani binaan Pemkab Sumenep untuk menunjukkan kreativitas sekaligus memperluas akses pasar.
Festival ini menegaskan Sumenep sebagai kabupaten dengan potensi pertanian besar. Dengan dukungan akademisi, mahasiswa, dan pemerintah daerah, geliat inovasi petani lokal diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk dan menumbuhkan ekonomi berbasis masyarakat.
Branding Pemkab Sumenep melalui Festival Hari Tani 2025 diharapkan menjadi tonggak penting untuk mendorong generasi muda mencintai pertanian, menghadirkan produk berkualitas, dan menjaga keberlanjutan pangan di Madura.
“Mungkin ini adalah nasi goreng termahal di Sumenep. Satu piring harganya Rp 750 ribu,” ujar MC acara yang langsung disambut tawa pengunjung.
Festival Hari Tani Nasional 2025 merupakan kerja sama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep. Festival ini mengusung semangat pertanian modern sekaligus memperlihatkan komitmen Pemkab Sumenep dalam mendukung inovasi produk lokal.
Ketua BEM Fakultas Pertanian Unija, A. Rabith Watsiqi, menjelaskan bahwa hasil lelang nasi goreng langsung diserahkan ke Baznas untuk disalurkan kepada mereka yang berhak menerima. “Salah satu agenda acara di festival ini adalah lomba memasak nasi goreng oleh Forkopimda. Ini tadi yang dilelang adalah nasi goreng buatan Pak Wabup,” katanya.
Wakil Rektor III Universitas Wiraraja, Nurdody Zakki, turut memberikan apresiasi terhadap festival yang digagas mahasiswanya. Menurutnya, Sumenep pantas dikembangkan potensi pertaniannya. “Harus ada modernisasi hasil pertanian. Kemudian didukung inovasi produk yang bisa dilirik, dan yang tidak kalah penting adalah perlu mempertahankan produksi berkelanjutan,” ujarnya.
Selain lelang nasi goreng, Festival Hari Tani Nasional 2025 juga menghadirkan bazar pertanian. Produk unggulan dari 20 kecamatan dipamerkan, mulai dari hasil pertanian segar hingga inovasi produk olahan. Kehadiran bazar ini menjadi etalase bagi petani binaan Pemkab Sumenep untuk menunjukkan kreativitas sekaligus memperluas akses pasar.
Festival ini menegaskan Sumenep sebagai kabupaten dengan potensi pertanian besar. Dengan dukungan akademisi, mahasiswa, dan pemerintah daerah, geliat inovasi petani lokal diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk dan menumbuhkan ekonomi berbasis masyarakat.
Branding Pemkab Sumenep melalui Festival Hari Tani 2025 diharapkan menjadi tonggak penting untuk mendorong generasi muda mencintai pertanian, menghadirkan produk berkualitas, dan menjaga keberlanjutan pangan di Madura.
(*)