LANGGAMPOST.NET - Pernahkah Anda dengar istilah Intermittent fasting di sosial media? Ia adalah pola makan dengan jeda waktu tertentu antara makan dan puasa. Bukan soal membatasi jenis makanan, tapi mengatur kapan waktunya makan. Sederhana, tapi efeknya signifikan.
Banyak yang tertarik pada IF karena klaim manfaatnya: menurunkan berat badan, memperbaiki metabolisme, hingga memperpanjang usia. Tapi bagaimana sebenarnya mekanismenya?
Membantu Membakar Lemak
Saat tubuh tidak mendapat asupan makanan selama beberapa jam, ia mulai membakar cadangan energi, alias lemak. Ini terjadi karena kadar insulin menurun saat puasa, sehingga tubuh lebih mudah mengakses simpanan lemak untuk energi.
Menurut studi dari The New England Journal of Medicine, IF membantu menurunkan berat badan, terutama lemak visceral yang berbahaya bagi organ dalam. Efek ini membuat IF populer di kalangan mereka yang ingin menurunkan berat badan tanpa diet ketat.
Menyehatkan Jantung dan Gula Darah
IF juga berdampak pada kesehatan kardiovaskular. Dengan mengatur waktu makan, kadar gula darah jadi lebih stabil. Hormon insulin jadi lebih sensitif, risiko resistensi insulin pun menurun. Hal ini penting bagi penderita prediabetes atau mereka yang ingin menjaga kadar gula tetap normal.
Selain itu, IF dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, dua indikator penting dalam menjaga kesehatan jantung.
Meningkatkan Fokus dan Energi
Puasa dalam durasi singkat merangsang produksi hormon norepinefrin dan meningkatkan fungsi otak. Beberapa pelaku IF melaporkan mereka justru merasa lebih fokus saat perut kosong. Tak ada "food coma" atau rasa kantuk setelah makan besar.
Tubuh yang tidak sibuk mencerna makanan sepanjang hari juga memiliki energi lebih stabil. Pola ini cocok untuk mereka yang ingin lebih produktif tanpa tergantung kafein berlebihan.
Tidak Untuk Semua Orang
Meski menjanjikan, IF tidak cocok untuk semua orang. Ibu hamil, penderita gangguan makan, atau orang dengan kondisi medis tertentu sebaiknya konsultasi dulu ke dokter sebelum memulai.
Intermittent fasting bukan sekadar gaya hidup. Ini strategi makan yang disokong sains. Bila dilakukan konsisten dan bijak, IF bisa menjadi cara alami mengoptimalkan metabolisme dan menjaga tubuh tetap sehat.
(*)