Iklan

Redaksi
8/06/2025, 19:29 WIB
Last Updated 2025-08-06T12:29:38Z
Langgam Religi

Perjanjian Hudaibiyah: Kekalahan yang Justru Menjadi Kemenangan

 
Perjanjian Hudaibiyah

LANGGAMPOST.NET - Dalam sejarah Islam, tak semua kemenangan tampak seperti kemenangan. Perjanjian Hudaibiyah adalah contohnya. Saat pertama kali terjadi, banyak sahabat merasa kecewa. Tapi justru dari sinilah Islam membuka jalan menuju kejayaan besar.

Tahun ke-6 Hijriyah, Nabi Muhammad ﷺ dan sekitar 1.400 sahabat berangkat ke Mekkah untuk umrah. Mereka tidak membawa senjata perang, hanya pakaian ihram dan hewan kurban. Tapi di tengah jalan, pasukan Quraisy menghadang. Mereka tak ingin Nabi memasuki Mekkah, bahkan untuk ibadah sekalipun.

Lalu terjadilah perundingan di daerah Hudaibiyah. Pihak Quraisy diwakili Suhail bin Amr. Kesepakatannya terasa berat bagi umat Islam. Mereka harus pulang tanpa jadi umrah. Jika ada warga Mekkah yang masuk Islam dan hijrah ke Madinah, maka harus dikembalikan. Sebaliknya, jika ada Muslim Madinah yang murtad ke Mekkah, tidak akan dikembalikan.

Sahabat Umar bin Khattab bahkan tak sanggup menyembunyikan kekecewaannya. “Bukankah kita di atas kebenaran? Mengapa kita menerima penghinaan ini?” begitu kira-kira keluhnya kepada Nabi.

Tapi Nabi ﷺ tetap tenang. Ia tahu apa yang tidak mereka tahu.

Beberapa bulan setelahnya, semua berubah. Ternyata, Perjanjian Hudaibiyah membuka jalan dakwah yang lebih luas. Setelah konflik mereda, kaum Quraisy mulai mendengar Islam dari dekat. Nabi mengirim surat dakwah ke raja-raja besar. Dalam waktu singkat, jumlah Muslim bertambah drastis.

Dua tahun kemudian, Quraisy sendiri yang melanggar perjanjian. Saat itulah Nabi dan 10.000 pasukan Muslim bergerak ke Mekkah tanpa perlawanan. Kota suci itu pun jatuh ke tangan Islam secara damai. Semua berawal dari perjanjian yang dulu dianggap “kekalahan”.

Pelajaran dari Hudaibiyah sangat relevan hari ini. Kemenangan tak selalu datang dengan teriakan. Kadang justru lewat kesabaran, diplomasi, dan strategi yang tenang. Bukan siapa yang paling bising, tapi siapa yang paling berpikir jauh ke depan.

Sejarah Islam mengajarkan bahwa Allah selalu punya rencana. Yang tampak merugikan hari ini, bisa jadi gerbang kemenangan esok hari.

(*)
Advertisement
close