LANGGAMPOS.NET - Gula merupakan bahan alami yang banyak digunakan dalam makanan dan minuman. Namun, konsumsi gula berlebihan dapat membawa dampak serius bagi kesehatan. Dalam jumlah kecil, gula memang aman. Tetapi, jika dikonsumsi secara berlebihan, gula bisa memicu berbagai gangguan seperti obesitas, jerawat, diabetes tipe 2, dan penyakit kronis lainnya.
Menurut artikel yang dikutip dari Healthline, rata-rata orang dewasa di Amerika Serikat mengonsumsi sekitar 17 sendok teh gula tambahan per hari, atau sekitar 14 persen dari total asupan kalori harian. Angka ini jauh melebihi batas yang direkomendasikan, yaitu tidak lebih dari 10 persen dari total kalori harian.
1. Picu Kenaikan Berat Badan
Minuman manis seperti soda, jus buah, dan teh manis adalah sumber utama gula tambahan. Minuman ini mengandung fruktosa, jenis gula sederhana yang terbukti meningkatkan rasa lapar. Tubuh pun jadi sulit merasa kenyang, sehingga kalori yang masuk cenderung berlebihan dan berujung pada penambahan berat badan.
2. Risiko Penyakit Jantung Meningkat
Kelebihan konsumsi gula berhubungan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Gula dapat memicu peradangan, meningkatkan kadar trigliserida, tekanan darah, dan kadar gula darah. Kombinasi faktor-faktor ini menjadi pemicu utama penyakit jantung, penyebab kematian nomor satu di dunia.
3. Penyebab Jerawat
Gula termasuk makanan dengan indeks glikemik tinggi. Konsumsinya menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan merangsang produksi minyak berlebih di kulit. Akibatnya, jerawat pun lebih mudah muncul, terutama pada orang dewasa yang sering mengonsumsi makanan olahan dan minuman manis.
4. Menyebabkan Diabetes Tipe 2
Meskipun gula bukan satu-satunya penyebab diabetes, konsumsi berlebihan terbukti memperbesar risikonya. Gula berlebihan bisa menyebabkan resistensi insulin, hormon yang mengatur gula darah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2.
5. Meningkatkan Risiko Kanker
Beberapa studi menemukan bahwa pola makan tinggi gula berkaitan dengan peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker prostat dan esofagus. Hal ini terjadi karena gula dapat menyebabkan obesitas dan peradangan kronis—dua kondisi yang dikenal sebagai faktor risiko kanker.
6. Pengaruhi Kesehatan Mental
Gula tak hanya berdampak fisik, tapi juga mental. Konsumsi tinggi gula tambahan dikaitkan dengan gangguan suasana hati, seperti depresi. Sebuah studi menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari 67 gram gula per hari memiliki risiko 23 persen lebih tinggi terkena depresi dibandingkan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit.
7. Mempercepat Penuaan Kulit
Gula dalam tubuh dapat berikatan dengan protein dan membentuk senyawa berbahaya bernama AGEs (advanced glycation end products). AGEs merusak kolagen dan elastin, dua protein penting yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kerutan muncul lebih cepat dan kulit tampak menua.
8. Mempercepat Penuaan Sel
Gula juga berpengaruh terhadap telomer, struktur pelindung di ujung kromosom yang memendek seiring usia. Konsumsi gula berlebihan mempercepat pemendekan telomer, yang berarti mempercepat proses penuaan sel dalam tubuh.
9. Kurangi Energi Tubuh
Makanan tinggi gula memang bisa memberikan lonjakan energi seketika, tapi efeknya tak bertahan lama. Gula menyebabkan lonjakan dan penurunan gula darah secara cepat, yang memicu rasa lelah atau “crash”. Untuk menjaga energi tetap stabil, pilih makanan dengan karbohidrat kompleks dan kandungan serat tinggi.
10. Menyebabkan Lemak Hati
Fruktosa, salah satu jenis gula, hanya bisa diolah oleh hati. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, fruktosa akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam hati. Kondisi ini dikenal sebagai non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau perlemakan hati non-alkoholik.
11. Gangguan Kesehatan Lainnya
Tak hanya itu, gula juga berkontribusi terhadap risiko penyakit ginjal, meningkatkan kadar asam urat, serta memperburuk kesehatan gigi dan kekebalan tubuh. Konsumsi gula berlebihan secara konsisten dapat melemahkan organ-organ vital dan sistem kekebalan.
Kesimpulan
Gula memang tak bisa dihindari sepenuhnya. Namun, membatasi konsumsi gula tambahan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. WHO menyarankan agar asupan gula tambahan tidak melebihi 10 persen dari total energi harian, bahkan idealnya di bawah 5 persen.
Mengganti makanan dan minuman tinggi gula dengan pilihan lebih sehat seperti buah utuh, air mineral, atau makanan rendah glikemik adalah langkah kecil yang berdampak besar. Seiring waktu, perubahan ini dapat mencegah berbagai penyakit serius yang dipicu oleh gula berlebih.
(*)