LANGGAMPOS.NET - Rasa nyeri yang datang setiap bulan bukan hal asing bagi banyak perempuan. Kram perut saat menstruasi adalah rutinitas yang tak diundang, tapi selalu datang. Beberapa memilih memeluk botol air hangat, sebagian lainnya mengandalkan obat pereda nyeri. Namun, ada juga yang menjadikan cokelat sebagai pelarian manis di tengah rasa sakit.
Menurut Healthline, ada alasan ilmiah di balik kebiasaan mengonsumsi cokelat saat haid. Bukan sekadar memanjakan lidah, kandungan nutrisi dalam cokelat hitam disebut-sebut punya potensi meredakan kram menstruasi. Beberapa studi berskala kecil mendukung klaim ini.
Sebuah penelitian di Indonesia terhadap 50 remaja perempuan menemukan bahwa konsumsi 40 gram cokelat hitam 69% selama tiga hari pertama menstruasi mampu menurunkan intensitas nyeri haid. Sebaliknya, mereka yang hanya minum cokelat susu tidak mengalami efek signifikan.
Penelitian serupa juga dilakukan di universitas lain di Indonesia dan India. Hasilnya konsisten: kelompok yang mengonsumsi cokelat hitam mengalami penurunan nyeri haid lebih besar dibanding kelompok yang meminum cokelat susu atau tidak sama sekali.
Meski begitu, skala penelitian yang terbatas membuat hasil ini belum bisa dijadikan pegangan mutlak. Namun, bukan berarti manfaatnya bisa diabaikan begitu saja.
Kuncinya terletak pada kandungan magnesium dalam cokelat hitam. Magnesium dikenal mampu merilekskan otot dan menekan produksi prostaglandin — zat mirip hormon yang memicu kontraksi rahim penyebab nyeri haid. Semakin tinggi kandungan magnesium, semakin besar potensi manfaatnya.
Dalam 28 gram cokelat hitam dengan kadar kakao 70–85%, terkandung sekitar 15% kebutuhan harian magnesium. Bandingkan dengan cokelat susu yang hanya memberikan sekitar 4%. Ini membuat cokelat hitam jadi pilihan utama jika ingin meredakan nyeri haid lewat camilan.
Tak hanya magnesium, cokelat hitam juga kaya akan tembaga. Meski perannya masih diperdebatkan, tembaga dipercaya membantu tubuh memproduksi endorfin — senyawa alami pereda nyeri yang meningkatkan suasana hati.
Namun, cokelat bukan satu-satunya penyelamat di masa haid. Nutrisi lain seperti vitamin B1, D, E, K, serta mineral seperti kalsium, zinc, dan boron juga terbukti punya efek anti-inflamasi. Konsumsi makanan yang mengandung nutrisi tersebut bisa menjadi pelengkap dalam manajemen nyeri haid.
Beberapa pilihan makanan yang layak dicoba antara lain: pisang, jeruk, alpukat, sayuran hijau, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, yogurt, ikan salmon, dan tahu. Semuanya tidak hanya menyehatkan, tapi juga mendukung keseimbangan hormonal.
Menjaga asupan cairan dan mengurangi konsumsi karbohidrat olahan serta alkohol juga penting. Walau terlihat sepele, perubahan kecil ini bisa berkontribusi besar pada energi dan kenyamanan tubuh saat haid.
Di luar makanan, cara alami seperti kompres hangat di perut, minum teh herbal seperti chamomile atau jahe, pijat lembut, dan olahraga ringan juga kerap membantu meredakan kram.
Jika rasa sakit tetap tak tertahankan, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan. Nyeri haid berlebihan bisa menjadi indikasi gangguan seperti endometriosis yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
Bagi sebagian perempuan, mengunyah cokelat di hari-hari sulit bukan sekadar pelipur lara. Ada kemungkinan nyata bahwa dalam gigitan manis itu, terselip zat-zat yang membantu meringankan kontraksi otot rahim. Asal jenisnya tepat — pilih yang memiliki kandungan kakao minimal 70%, hindari cokelat yang terlalu manis atau tinggi susu.
Sebagai alternatif, cokelat hitam bisa dikombinasikan dengan kacang, buah kering, atau parutan kelapa untuk meningkatkan rasa dan nilai gizinya. Bahkan, beberapa potong cokelat bisa ditaburkan di atas roti lapis selai kacang — menjadi camilan sederhana namun penuh manfaat.
Kesimpulannya, cokelat hitam memang bukan obat ajaib, tetapi dengan kandungan nutrisi yang mendukung, ia bisa menjadi bagian dari strategi gaya hidup sehat dalam menghadapi nyeri haid. Tidak ada salahnya mencoba, apalagi jika itu juga bisa membuat suasana hati jadi lebih baik.
(*)