![]() |
| Mitos Rokok Pereda Stres, Fakta Ilmiah Tentang Efek Nikotin pada Kesehatan Mental |
LANGGAMPOS.NET - Banyak orang masih percaya bahwa merokok dapat membantu menenangkan pikiran saat stres.
Padahal, berbagai penelitian justru menunjukkan hal sebaliknya. Rokok tidak menenangkan, melainkan memperkuat siklus stres dan kecanduan.
Di balik setiap isapan rokok yang terasa menenangkan, terdapat reaksi kimia kompleks yang membuat otak semakin bergantung pada nikotin.
Kandungan nikotin dalam rokok bekerja cepat. Dalam hitungan detik, zat ini masuk ke aliran darah dan mencapai otak, memicu pelepasan dopamin—senyawa yang menciptakan rasa senang dan fokus sesaat.
Kandungan nikotin dalam rokok bekerja cepat. Dalam hitungan detik, zat ini masuk ke aliran darah dan mencapai otak, memicu pelepasan dopamin—senyawa yang menciptakan rasa senang dan fokus sesaat.
Namun efek itu hanya sementara. Begitu kadar nikotin menurun, dopamin pun ikut turun, meninggalkan sensasi gelisah, cemas, dan keinginan kuat untuk kembali merokok. Inilah awal dari siklus stres yang tak berkesudahan.
Efek Nikotin pada Otak dan Tubuh
Nikotin adalah zat adiktif yang sangat kuat. Setiap kali dihisap, otak mulai terbiasa menerima dopamin buatan dari luar, sehingga berhenti memproduksi dopamin alami.
Efek Nikotin pada Otak dan Tubuh
Nikotin adalah zat adiktif yang sangat kuat. Setiap kali dihisap, otak mulai terbiasa menerima dopamin buatan dari luar, sehingga berhenti memproduksi dopamin alami.
Akibatnya, perokok merasa sulit bahagia tanpa rokok. Efek “tenang” yang dirasakan hanyalah ilusi kimiawi—rasa nyaman sesaat sebelum tubuh kembali menagih dosis berikutnya.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa nikotin sebenarnya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dua indikator utama stres.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa nikotin sebenarnya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dua indikator utama stres.
Ketika efek nikotin hilang, tubuh bereaksi dengan gejala fisik seperti gelisah, sulit fokus, dan emosi tidak stabil. Artinya, rokok bukan solusi stres, melainkan penundaan masalah yang memperparah kondisi mental.
Hubungan Rokok dan Gangguan Mental
Riset menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Nikotin memang memberi euforia singkat, tapi tubuh cepat menagih efek yang sama. Ketika kebutuhan itu tak terpenuhi, suasana hati menurun drastis.
Dalam jangka panjang, kadar serotonin dan dopamin—dua zat kimia penting untuk menjaga kestabilan emosi—menurun. Itulah sebabnya banyak perokok merasa murung, mudah cemas, atau kehilangan motivasi. Meski rokok sering dianggap “penolong” saat stres, kenyataannya nikotin memperburuk kondisi mental dan memperkuat gejala kecemasan.
Ketika efek nikotin hilang, tubuh merespons dengan gejala mirip serangan panik: jantung berdebar cepat, napas pendek, pikiran tak fokus. Inilah alasan mengapa banyak perokok merasa tak bisa berhenti, bukan karena kenikmatannya, tapi karena takut menghadapi rasa cemas yang muncul ketika tidak merokok.
Dampak Lebih Berat bagi Penderita Gangguan Mental
Bagi mereka yang sudah memiliki gangguan mental seperti depresi berat atau skizofrenia, rokok justru memperburuk kondisi.
Hubungan Rokok dan Gangguan Mental
Riset menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Nikotin memang memberi euforia singkat, tapi tubuh cepat menagih efek yang sama. Ketika kebutuhan itu tak terpenuhi, suasana hati menurun drastis.
Dalam jangka panjang, kadar serotonin dan dopamin—dua zat kimia penting untuk menjaga kestabilan emosi—menurun. Itulah sebabnya banyak perokok merasa murung, mudah cemas, atau kehilangan motivasi. Meski rokok sering dianggap “penolong” saat stres, kenyataannya nikotin memperburuk kondisi mental dan memperkuat gejala kecemasan.
Ketika efek nikotin hilang, tubuh merespons dengan gejala mirip serangan panik: jantung berdebar cepat, napas pendek, pikiran tak fokus. Inilah alasan mengapa banyak perokok merasa tak bisa berhenti, bukan karena kenikmatannya, tapi karena takut menghadapi rasa cemas yang muncul ketika tidak merokok.
Dampak Lebih Berat bagi Penderita Gangguan Mental
Bagi mereka yang sudah memiliki gangguan mental seperti depresi berat atau skizofrenia, rokok justru memperburuk kondisi.
Studi menunjukkan bahwa perokok dengan gangguan mental lebih sulit pulih dan cenderung memiliki harapan hidup lebih pendek.
Selain itu, nikotin dapat mengganggu efektivitas obat antidepresan maupun obat penenang, membuat proses pemulihan semakin sulit.
Kondisi ini menjelaskan mengapa rokok tidak bisa dianggap sebagai “terapi stres”. Sebaliknya, ia menjadi penghalang bagi kesehatan mental jangka panjang.
Manfaat Berhenti Merokok
Berhenti merokok memang tidak mudah, tetapi hasilnya sangat nyata bagi kesehatan tubuh dan pikiran.
Berhenti merokok memang tidak mudah, tetapi hasilnya sangat nyata bagi kesehatan tubuh dan pikiran.
Setelah beberapa minggu tanpa nikotin, tubuh mulai menyesuaikan diri. Produksi dopamin dan serotonin kembali normal, dan sistem saraf mulai stabil.
Manfaat berhenti merokok bagi kesehatan mental:
Banyak mantan perokok mengaku merasakan perubahan besar dalam beberapa minggu pertama.
Manfaat berhenti merokok bagi kesehatan mental:
- Suasana hati lebih stabil dan tidak mudah gelisah.
- Tidur menjadi lebih nyenyak dan berkualitas.
- Energi harian lebih seimbang tanpa lonjakan stres mendadak.
- Kemampuan fokus dan konsentrasi meningkat.
- Risiko depresi dan kecemasan berkurang signifikan.
Banyak mantan perokok mengaku merasakan perubahan besar dalam beberapa minggu pertama.
Mereka merasa lebih tenang, bugar, dan lebih mampu menghadapi tekanan hidup tanpa bergantung pada nikotin.
Pada akhirnya, mitos bahwa rokok bisa menenangkan stres hanyalah persepsi keliru yang dipertahankan oleh efek adiktif nikotin.
Pada akhirnya, mitos bahwa rokok bisa menenangkan stres hanyalah persepsi keliru yang dipertahankan oleh efek adiktif nikotin.
Satu-satunya cara untuk benar-benar menenangkan pikiran adalah dengan melepaskan diri dari jerat rokok.
Karena bukan rokok yang menghilangkan stres—tetapi keberanian untuk berhenti merokoklah yang membawa ketenangan sebenarnya.
(*)
Source: 1
