Studi Ungkap Ciri Psikopat Bisa Dikenali dari Makanan Kesukaannya

Studi Ungkap Ciri Psikopat Bisa Dikenali dari Makanan Kesukaannya

11/03/2025,
Studi Ungkap Ciri Psikopat Bisa Dikenali dari Makanan Kesukaannya



LANGGAMPOS.NET -  

Apakah selera makan bisa mencerminkan kepribadian seseorang? 

Sebuah hasil studi psikologi dari University of Innsbruck, Austria, menemukan bahwa kecenderungan seseorang terhadap rasa pahit dapat menjadi indikator adanya sifat-sifat psikopat atau gangguan kepribadian antisosial (Antisocial Personality Disorder/ ASPD). 

Temuan ini membuka cara pandang baru terhadap hubungan antara selera rasa dan karakter manusia, terutama dalam konteks kesehatan mental.

Penelitian yang melibatkan 935 responden ini menilai preferensi mereka terhadap rasa manis, asam, asin, dan pahit. 

Selain itu, para peserta juga menjalani empat survei kepribadian yang mengukur tingkat psikopati, narsisme, sadisme, dan agresi. Hasilnya cukup menarik: mereka yang menyukai makanan dan minuman pahit cenderung memiliki tingkat sadisme dan sifat kejam yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menyukai rasa lain.

Hubungan Rasa Pahit dan Kepribadian Antisosial

Menurut peneliti, kenikmatan terhadap rasa pahit ternyata berkorelasi positif dengan perilaku sadistik dalam kehidupan sehari-hari. 

Artinya, seseorang yang gemar kopi hitam tanpa gula, bir pahit, atau sayuran seperti lobak dan seledri, bisa jadi memiliki kecenderungan untuk menikmati dominasi atau bahkan kekerasan dalam bentuk ringan.

Riset lanjutan oleh Sagioglou dan Greitemeyer juga mendukung temuan ini. Mereka menyebutkan bahwa preferensi terhadap rasa pahit identik dengan karakter keras dan kejam. Bahkan, “supertasting” atau kepekaan berlebihan terhadap rasa pahit dikaitkan dengan emosi yang lebih intens — baik pada manusia maupun hewan percobaan seperti tikus.

Sebaliknya, orang dengan sifat ramah dan empatik umumnya lebih menyukai rasa manis, seperti cokelat atau permen. Rasa manis dianggap memberi efek menenangkan serta berhubungan dengan kepribadian hangat dan penuh kasih.


Apa Itu Psikopat?

Dalam dunia medis, istilah psikopat sebenarnya tidak digunakan secara formal. Kondisi tersebut dikenal sebagai gangguan kepribadian antisosial (ASPD). Individu dengan ASPD kerap menunjukkan pola perilaku mengabaikan hak orang lain, berbohong, manipulatif, impulsif, dan minim rasa penyesalan.

Menurut konselor profesional Eric Patterson, banyak kesalahpahaman publik tentang istilah psikopat. Dalam kenyataannya, ASPD merupakan kondisi klinis yang kompleks dan tidak selalu ditandai dengan kekerasan ekstrem seperti pembunuhan.

Ciri-Ciri Umum Orang dengan Kepribadian Psikopat

Berikut beberapa tanda umum yang sering muncul pada individu dengan gangguan kepribadian antisosial (ASPD):

1. Mengabaikan hak orang lain

Mereka cenderung melanggar norma sosial dan hukum tanpa merasa bersalah. Penelitian menunjukkan bahwa psikopat mampu memahami sudut pandang orang lain, namun tidak memiliki empati yang cukup untuk peduli terhadapnya.

2. Suka berbohong dan manipulatif


Kebohongan digunakan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, baik berupa uang, kekuasaan, maupun kepuasan emosional. Manipulasi dapat terjadi secara halus melalui pujian atau pesona pribadi.

3. Agresif dan mudah tersinggung

Tidak semua psikopat melakukan kekerasan fisik, namun banyak yang menunjukkan agresi verbal atau emosional. Mereka mudah marah dan sulit mengendalikan emosi.

4. Bertindak impulsif

Mereka sering bertindak tanpa berpikir panjang, termasuk dalam perilaku berisiko tinggi seperti penggunaan narkoba atau hubungan seksual tanpa pengaman. Hal ini meningkatkan potensi kematian dini akibat kecelakaan atau infeksi menular.

5. Tidak memiliki rasa bersalah

Orang dengan ASPD tidak menunjukkan penyesalan meski telah menyakiti orang lain. Mereka bahkan sering merasionalisasi tindakan salah sebagai sesuatu yang wajar atau pantas dilakukan.

Manfaat Mengetahui Hubungan Rasa Makanan dan Kepribadian

Mengetahui hubungan antara selera makanan dan kepribadian bukan untuk menstigma seseorang, tetapi memberi pemahaman baru tentang bagaimana otak dan perilaku manusia bekerja. Dari sisi psikologi, temuan ini dapat digunakan untuk:

  • Meningkatkan pemahaman diri, mengenali preferensi rasa dan hubungannya dengan emosi.
  • Membantu deteksi dini gangguan kepribadian, terutama bagi profesional kesehatan mental.
  • Mengembangkan strategi intervensi, dengan pendekatan gaya hidup sehat untuk mengurangi perilaku agresif.
  • Mendorong penelitian lebih lanjut, mengenai hubungan rasa, hormon dopamin, dan empati sosial.

Para ilmuwan menegaskan, menyukai kopi pahit bukan berarti seseorang otomatis psikopat. Namun, hasil riset ini menegaskan bahwa selera rasa bukan sekadar urusan lidah, melainkan jendela kecil yang mencerminkan cara seseorang memandang dunia dan memperlakukan orang lain.


(*)








Source: 1

TerPopuler