Pemkab Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan Sumenep 2025 Lewat Program Pemberdayaan Ekonomi

Pemkab Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan Sumenep 2025 Lewat Program Pemberdayaan Ekonomi

10/29/2025,
Pemkab Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan Sumenep 2025 Lewat Program Pemberdayaan Ekonomi


LANGGAMPOS.NET - SUMENEP -  Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam menekan angka kemiskinan membuahkan hasil signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep tahun 2025, tingkat kemiskinan turun menjadi 17,02 persen atau sekitar 188,48 ribu jiwa, menurun 0,76 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Capaian ini menempatkan Sumenep sebagai daerah dengan penurunan kemiskinan terbesar di Jawa Timur, menegaskan efektivitas strategi penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan ekonomi yang dijalankan secara lintas sektor.

Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto, menyebut keberhasilan tersebut sebagai hasil dari berbagai terobosan pembangunan ekonomi masyarakat desa dan kepulauan.

“Kami mengedepankan strategi pemberdayaan ekonomi. Masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga didorong untuk mandiri lewat usaha produktif yang berkelanjutan,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Arif menegaskan, penurunan angka kemiskinan bukan sekadar keberhasilan statistik, melainkan bukti nyata komitmen pemerintah daerah terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Kami sangat memahami bahwa masyarakat tidak bisa terus-menerus bergantung pada bantuan sosial. Maka dari itu, konsep pemberdayaan menjadi kunci. Kami dorong warga untuk memiliki kemandirian ekonomi dengan membuka usaha produktif, memperkuat akses modal, serta meningkatkan keterampilan agar mereka bisa bersaing dalam pasar kerja yang terus berubah,” paparnya.

Ia menjelaskan, kebijakan pengentasan kemiskinan Sumenep difokuskan pada tiga sasaran utama, yakni mengurangi beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan, dan menghapus kantong-kantong kemiskinan di wilayah pedesaan dan kepulauan.

“Kami memfokuskan Dana Desa bukan hanya untuk infrastruktur fisik, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan pangan dan usaha produktif masyarakat. Begitu pula dengan BUMDes, kami transformasikan menjadi motor penggerak ekonomi lokal agar perputaran uang terjadi di desa, bukan hanya di kota,” tandasnya.

Melalui pendekatan ini, Pemkab Sumenep berhasil mengubah paradigma dari bantuan konsumtif menuju pemberdayaan produktif. Dampaknya terasa nyata: ekonomi desa tumbuh, lapangan kerja terbuka, dan ketahanan keluarga miskin semakin kuat.

“Yang terpenting adalah ketahanan ekonomi keluarga miskin bisa terbangun, sehingga mereka tidak mudah kembali jatuh ke garis kemiskinan,” pungkas Arif.

Keberhasilan Sumenep tahun 2025 ini menjadi model efektif dalam strategi pengentasan kemiskinan berkelanjutan berbasis ekonomi lokal, sekaligus bukti bahwa kolaborasi antarinstansi dan komitmen pemerintah daerah mampu menurunkan kemiskinan secara signifikan.


(*)
















TerPopuler