LANGGAMPOS.NET - SUMENEP - Pusat Kota Sumenep sontak berubah wajah pasca-gelaran meriah Festival Tong Tong Sumenep 2025. Tumpukan sampah sisa kemeriahan pesta semalam kini mengotori hampir setiap sudut jalan protokol dan taman pusat kota.
Habis pesta terbitlah sampah, begitulah kira-kira ungkapan yang pantas dituliskan. Malam hari mata dan telinga dihibur musik, pagi dihibur sampah.
Euforia 38 grup peserta musik tong tong dan geliat ekonomi UMKM seolah sirna, berganti dengan persoalan kebersihan lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah serius bagi Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Semalam, gempita musik dari 38 grup peserta sukses membius ribuan warga yang memadati pusat kota. Alunan musik tong tong yang khas membuat tubuh bergoyang, menciptakan hiburan rakyat yang memikat.
Pesta itu tak hanya soal musik. Puluhan pelaku UMKM menuai untung dari larisnya jajanan dan minuman. Di tengah udara panas, warga lahap menyantap jajanan dan minuman mereka. Namum, di sinilah ironi bermula.
Bungkus makanan dan botol minuman yang telah kosong lantas menjadi masalah. Minimnya kesadaran, atau mungkin nihilnya tempat sampah di titik-titik keramaian, membuat aspal dan trotoar menjadi sasaran. Tanpa pikir panjang, sampah dibuang begitu saja.
Pemandangan kontras tersaji keesokan paginya. Warga yang berolahraga disuguhi gunungan sampah di sepanjang jalan utama hingga taman bunga.
Euforia 38 grup peserta musik tong tong dan geliat ekonomi UMKM seolah sirna, berganti dengan persoalan kebersihan lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah serius bagi Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Semalam, gempita musik dari 38 grup peserta sukses membius ribuan warga yang memadati pusat kota. Alunan musik tong tong yang khas membuat tubuh bergoyang, menciptakan hiburan rakyat yang memikat.
Pesta itu tak hanya soal musik. Puluhan pelaku UMKM menuai untung dari larisnya jajanan dan minuman. Di tengah udara panas, warga lahap menyantap jajanan dan minuman mereka. Namum, di sinilah ironi bermula.
Bungkus makanan dan botol minuman yang telah kosong lantas menjadi masalah. Minimnya kesadaran, atau mungkin nihilnya tempat sampah di titik-titik keramaian, membuat aspal dan trotoar menjadi sasaran. Tanpa pikir panjang, sampah dibuang begitu saja.
Pemandangan kontras tersaji keesokan paginya. Warga yang berolahraga disuguhi gunungan sampah di sepanjang jalan utama hingga taman bunga.
Mereka hanya melirik, seolah pemandangan itu sudah menjadi hal yang lumrah pasca-sebuah perayaan besar.
Tentu, persoalan ini pada akhirnya bisa teratasi, meski memakan waktu agak lama. Beban berat itu kini berpindah ke pundak para petugas kebersihan.
Tentu, persoalan ini pada akhirnya bisa teratasi, meski memakan waktu agak lama. Beban berat itu kini berpindah ke pundak para petugas kebersihan.
Merekalah yang bertugas dalam sunyi, memulihkan wajah kota dari sisa-sisa pesta yang hebat dalam semalam.
Mereka bekerja menjadi garda terdepan yang menjaga citra pemerintah daerah. Dedikasi para pahlawan kebersihan ini memastikan nama baik Bupati Sumenep tetap terjaga, meski pesta telah usai dan menyisakan pekerjaan rumah yang tak sedikit.
Mereka bekerja menjadi garda terdepan yang menjaga citra pemerintah daerah. Dedikasi para pahlawan kebersihan ini memastikan nama baik Bupati Sumenep tetap terjaga, meski pesta telah usai dan menyisakan pekerjaan rumah yang tak sedikit.
(*)
