LANGGAMPOS.NET - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli kembali mengingatkan pentingnya kesiapan generasi muda dalam menghadapi perubahan besar di dunia kerja, terutama peluang kerja hijau atau green jobs. Ajakan itu disampaikan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, saat negeri ini ditargetkan menjadi negara maju dan masuk lima besar ekonomi dunia.
“Untuk mewujudkan itu, peran adik-adik mahasiswa sangat penting dan harus dipersiapkan mulai sekarang. Inilah tantangan yang harus kita hadapi bersama,” kata Menaker Yassierli dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Ia menekankan bahwa pada 2045, green jobs akan menjadi salah satu tulang punggung struktur ketenagakerjaan Indonesia. Namun, ia melihat masih banyak perguruan tinggi yang belum memiliki kurikulum yang sejalan dengan kebutuhan tenaga kerja berkompetensi hijau.
“Padahal, green jobs adalah pekerjaan yang berkontribusi melestarikan atau memulihkan lingkungan, baik melalui tugas khusus, keterampilan tertentu, penerapan proses ramah lingkungan, maupun menghasilkan output ramah lingkungan,” ujarnya.
Yassierli menilai tantangan ini membutuhkan langkah nyata. Ia mendorong mahasiswa dan generasi muda untuk terus memperkuat literasi serta membuka diri pada pembelajaran berkelanjutan. Menurutnya, perubahan di masa depan sulit diprediksi, sehingga kesiapan diri harus dibangun sejak dini.
“Tantangan masa depan tidak bisa kita prediksi secara pasti. Karena itu, kunci utamanya adalah belajar. Ada hal-hal yang dibahas dalam perkuliahan, tetapi ada juga yang harus dipelajari sendiri. Semangat belajar sepanjang hayat adalah bekal utama menghadapi perubahan,” ucapnya.
Dalam penjelasannya, Menaker juga menyinggung pentingnya pendidikan vokasi. Ia menyebutkan jalur pendidikan ini memiliki peran strategis dalam membentuk sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di era ekonomi hijau. Dengan pendidikan yang tepat, mahasiswa tidak hanya siap menghadapi tantangan, tetapi juga berkontribusi langsung pada pembangunan berkelanjutan.
“Dengan dukungan kebijakan, pelatihan, dan ekosistem yang tepat, Indonesia diyakini mampu memperbesar transisi tenaga kerja menuju green jobs sekaligus mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan,” kata Yassierli.
Dorongan Menaker ini juga sejalan dengan meningkatnya sorotan publik terhadap pentingnya pekerjaan ramah lingkungan. Di tengah isu perubahan iklim, pekerjaan hijau menjadi jawaban untuk menjaga kelestarian alam sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
Kesiapan generasi muda menjadi kunci. Indonesia Emas 2045 bukan sekadar slogan, melainkan cita-cita yang harus diraih dengan sumber daya manusia adaptif, inovatif, dan peduli lingkungan. Green jobs kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan nyata yang harus segera dipersiapkan.
(*)
