LANGGAMPOST.NET - Dzikir bukan sekadar ritual lisan. Ia adalah pengingat yang menjaga hati agar tetap terhubung dengan Allah. Di antara dzikir yang paling dianjurkan, dzikir pagi dan petang menempati posisi penting. Rasulullah ﷺ menekankan amalan ini sebagai benteng iman dari pagi hingga malam.
Kapan Waktu yang Paling Utama?
Waktu yang paling utama untuk mengerjakan ibadah ini yaitu: Dzikir pagi dikerjakan setelah Subuh hingga matahari terbit, sementara dzikir petang dibaca setelah Ashar hingga terbenamnya matahari. Keduanya diisi dengan rangkaian doa yang diajarkan Nabi ﷺ: istighfar, tasbih, tahlil, hingga permohonan perlindungan dari keburukan dunia.
Waktu ini dipilih bukan tanpa alasan. Pagi adalah awal aktivitas, petang adalah penutup. Membuka dan menutup hari dengan mengingat Allah memberi ketenangan yang berbeda.
Benteng dari Gangguan dan Godaan
Dzikir pagi dan petang ibarat perisai. Rasulullah ﷺ bersabda, siapa pun yang membacanya akan dilindungi Allah dari segala keburukan hingga datangnya pagi atau petang berikutnya.
Di tengah kehidupan modern yang penuh distraksi, dzikir ini bisa jadi “tameng spiritual” untuk menjaga hati tetap jernih. Ia mengingatkan kita bahwa sekuat apa pun usaha manusia, semua bergantung pada izin Allah.
Ketenangan Psikologis
Selain pahala, dzikir rutin terbukti memberi dampak psikologis. Membaca doa dengan penuh penghayatan membantu menurunkan kecemasan. Hati terasa lebih lapang karena yakin segala urusan sudah disandarkan kepada Allah.
Bagi banyak orang, dzikir pagi membuat semangat kerja lebih ringan, sementara dzikir petang menutup hari dengan rasa syukur.
Cara Memulai Dzikir Pagi dan Petang
Bagi yang belum terbiasa, mulailah dengan bacaan pendek: Subhanallah wa bihamdih 100 kali, atau La ilaha illallah dengan penuh kesadaran. Lalu lanjutkan ke doa-doa yang lebih lengkap sesuai sunnah.
Kuncinya bukan panjangnya bacaan, tapi konsistensi. Sedikit tapi istiqamah lebih utama daripada banyak namun terputus-putus.
Penutup
Dzikir pagi dan petang adalah warisan langsung dari Rasulullah ﷺ untuk menjaga iman setiap hari. Ia bukan hanya menambah pahala, tapi juga menjadi sumber ketenangan, perlindungan, dan kekuatan menghadapi hidup.
Di dunia yang makin riuh, mengingat Allah di awal dan akhir hari adalah cara sederhana untuk tetap tenang. Karena hati yang berdzikir, sejatinya tak pernah benar-benar sendirian.
(*)