LANGGAMPOS.NET - Setiap nikmat yang kita rasakan sejatinya berasal dari Allah. Mulai dari kesehatan, rezeki, rasa aman, hingga kebaikan yang sering kali kita anggap sepele. Namun Al-Qur’an mengajarkan bahwa bersyukur bukan hanya dengan ucapan, melainkan dengan ibadah yang nyata.
Dua surah pendek yang sering kita baca sudah cukup memberi pelajaran penting tentang bagaimana cara bersyukur yang benar.
Nikmat Besar, Perintah Ibadah
Dalam Surah Al-Kautsar, Allah menegaskan, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 1-2).
Al-Kautsar bisa bermakna kebaikan yang melimpah, sungai di surga, atau telaga yang dijanjikan untuk Nabi Muhammad ﷺ. Apa pun maknanya, ayat ini menunjukkan pola yang jelas: setiap kali Allah menyebut nikmat, selalu diiringi dengan perintah beribadah. Bersyukur dalam ayat ini tidak berhenti pada kata-kata, tetapi diwujudkan dengan shalat dan berqurban.
Begitu juga dalam Surah Quraisy. Allah berfirman, “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4).
Orang Quraisy diberi nikmat keamanan dalam perjalanan dagang dan kecukupan makanan. Sebagai balasan, mereka diperintahkan menyembah Allah. Lagi-lagi, syukur tidak dilepaskan dari ibadah.
Cara Bersyukur Paling Hakiki
Dari dua surah ini kita bisa menyimpulkan, cara bersyukur yang paling hakiki menurut Al-Qur’an adalah dengan beribadah kepada Allah. Shalat menjadi bentuk pengakuan bahwa segala nikmat datang dari-Nya. Qurban dan sedekah menjadi wujud syukur yang memberi manfaat bagi sesama.
Selain itu juga terdapat Ibadah-ibadah lain seperti dzikir, tilawah, dan ketaatan sehari-hari adalah pengikat rasa syukur agar tidak putus dari Allah.
Penutup
Bersyukur yang hakiki bukan sekadar berkata “Alhamdulillah”, tetapi memastikan nikmat itu mendekatkan kita pada Allah. Setiap makanan yang kita nikmati, rasa aman yang kita rasakan, atau rezeki yang kita dapatkan, semuanya harus kembali dalam bentuk ibadah.
Itulah syukur yang diajarkan Al-Qur’an: sederhana, jelas, dan dalam maknanya. Semoga kita tergolong hamba yang pandai mensyukuri nikmat-Nya dengan ibadah yang ikhlas.
(*)