Iklan

Redaksi
8/03/2025, 21:44 WIB
Last Updated 2025-08-03T14:44:39Z
Langgam Religi

Pentingnya Menyucikan Jiwa: Jalan Menuju Keberuntungan Hakiki

Pentingya Penyucian Jiwa


LANGGAMPOST.NET - Menyucikan jiwa bukan sekadar ajaran spiritual. Ia adalah perintah langsung dari langit. Allah menyampaikan dalam surah Asy-Syams, bahwa jiwa memiliki dua potensi: kefasikan dan ketakwaan. Dan keberuntungan sejati hanyalah milik mereka yang memilih menyucikannya.

Ayat-ayat pembuka surah itu diawali dengan sumpah demi matahari, bulan, siang, malam, langit, bumi, dan jiwa. Itu bukan tanpa alasan. Sumpah Allah atas ciptaan-Nya menandakan urgensi pesan yang akan disampaikan: bahwa orang yang menjaga dan memperbaiki jiwanya akan selamat, sedangkan yang menodainya akan merugi.

Menyucikan jiwa berarti membersihkannya dari dosa, menjauhkannya dari keburukan, dan mengisinya dengan amal kebaikan. Dalam makna asalnya, zakaat mengandung arti pertumbuhan dan kebaikan. Maka jiwa yang disucikan adalah jiwa yang berkembang dalam ketakwaan.

Sebaliknya, orang yang membiarkan jiwanya tenggelam dalam maksiat dan syahwat telah menutupi fitrah sucinya. Ia mengubur potensi mulia yang ada dalam dirinya dengan kehinaan dan kelalaian. Dalam istilah Al-Qur’an, ia melakukan tadsiyyah, yaitu menutupi dan mencemari jiwa, hingga layak mendapat kerugian di dunia dan akhirat.

Ibnul Qayyim menggambarkan perbedaan tajam antara dua jenis jiwa ini. Jiwa yang mulia tidak akan tenang kecuali dengan hal-hal yang luhur dan terpuji. Ia tak sudi menyentuh kedzaliman atau pengkhianatan. Sebaliknya, jiwa yang rendah selalu condong pada kehinaan, seperti lalat yang tak lepas dari kotoran.

Maka, menyucikan jiwa adalah proyek seumur hidup bagi setiap Muslim. Bukan dengan menyiksanya, bukan pula dengan memanjakannya. Tapi dengan menjaga keseimbangan. Rasulullah ﷺ pun mengingatkan bahwa jiwa punya hak. Memperbaikinya adalah bentuk tanggung jawab, bukan beban.

Cara menyucikannya bukan dengan cara ekstrem. Tidak pula dengan mengabaikannya. Tapi dengan mengikuti jalan tengah yang telah ditunjukkan Nabi ﷺ, jalur syariat yang murni. Di sana ada keadilan, ketenangan, dan janji kemenangan.

Jiwa yang bersih tidak hanya membawa bahagia di dunia. Ia adalah tiket menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

(*)
Advertisement
close