LANGGAMPOS.NET - Iduladha tahun ini membawa warna berbeda di Kabupaten Sumenep. NU Care-LAZISNU, lembaga zakat resmi milik Nahdlatul Ulama, melaksanakan kurban dengan pendekatan unik: ramah lingkungan dan pemberdayaan warga prasejahtera.
Kegiatan ini digelar pada Sabtu, 7 Juni 2025, di halaman kantor PCNU Sumenep. Dua ekor sapi disembelih dan dagingnya langsung dibagikan ke masyarakat kurang mampu melalui jaringan ranting NU di sekitar lokasi.
Yang menarik, LAZISNU Sumenep memilih untuk tak menggunakan plastik dalam distribusi daging. Daging kurban dibungkus dengan daun jati—tradisi lama yang kini menjadi simbol komitmen baru terhadap pelestarian lingkungan.
"Kami sengaja mengampanyekan ramah lingkungan. Daging yang dibagikan tidak menggunakan bungkus plastik. Tapi pakai bungkus daun jati," ujar Ketua NU Care-LAZISNU Sumenep, K. A Quraysi Makki, di sela kegiatan.
Kurban tahun ini mengusung tema nasional “Qurban Memberdayakan 1446 H”. Bagi LAZISNU, makna tema ini tidak berhenti di penyembelihan, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kesehatan masyarakat.
"Alhamdulillah kita masih bisa istiqamah melaksanakan ibadah tahunan ini. LAZISNU berkomitmen untuk selalu hadir untuk para keluarga prasejahtera. Salah satunya dengan mendistribusikan daging kurban," jelas Quraysi.
Dua nama menjadi donatur hewan kurban tahun ini: Kusmayanto bin Kadiman dan Mohammad Bakir bin Musyarraf. Keduanya menyerahkan amanahnya kepada LAZISNU untuk disalurkan tepat sasaran.
Kegiatan ini pun menjadi ajang kolaborasi berbagai lembaga di bawah naungan PCNU Sumenep. LTMNU dan LPPNU terlibat dalam pendistribusian, sementara LTNNU bertugas mendokumentasikan seluruh proses. Bahkan, Lembaga Kesehatan NU (LKNU) turut serta memberikan layanan pijat terapi bagi para panitia penyembelih.
"Ini adalah upaya membangun koherensi di tubuh PCNU Sumenep. Sehingga program-program pemberdayaan ini lebih baik pelaksanaannya," tambah Quraysi.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian lingkungan, kurban ala LAZISNU Sumenep menjadi contoh bagaimana ibadah tahunan bisa berdampak lebih luas. Tak sekadar berbagi, tapi juga mendidik dan menyehatkan bumi.
(*)
