LANGGAMPOST.NET - Dalam Islam, lisan adalah anugerah sekaligus ujian. Dari lisan, seseorang bisa meraih pahala berlimpah. Namun dari lisan pula, dosa bisa mengalir tanpa batas.
Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa banyak manusia yang masuk neraka bukan karena amal besar, tetapi karena tidak mampu menjaga ucapannya.
Lisan yang Mengangkat Derajat
Ucapan baik adalah bentuk ibadah. Kalimat dzikir, doa, atau sekadar kata yang menenangkan hati orang lain bisa bernilai pahala besar. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa melakukan itu karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar." (QS. An-Nisa: 114).
Lisan juga bisa menjadi sarana untuk menebar ilmu. Guru, orang tua, bahkan seorang sahabat yang menyampaikan nasihat dengan tulus, telah menanam kebaikan yang pahalanya terus mengalir.
Lisan yang Menjerumuskan
Di sisi lain, lisan yang tidak terjaga bisa berubah menjadi bumerang. Ghibah, fitnah, ucapan kasar, hingga sumpah serapah adalah contoh dosa yang muncul dari mulut.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang diridhai Allah, ia tidak menyangka akan sampai sejauh itu, maka Allah menetapkan untuknya keridaan-Nya sampai hari ia bertemu dengan-Nya. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu perkataan yang dimurkai Allah, ia tidak menyangka akan sampai sejauh itu, maka Allah menetapkan untuknya kemurkaan-Nya sampai hari ia bertemu dengan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Penutup
Menjaga lisan adalah menjaga diri. Ia tidak hanya menentukan hubungan manusia dengan sesama, tetapi juga hubungannya dengan Allah. Seorang muslim yang mampu mengendalikan lisannya akan lebih mudah menjaga amal lainnya.
Pada akhirnya, lisan adalah cermin hati. Jika hati bersih, maka ucapan pun akan membawa kebaikan. Pertanyaannya, jejak seperti apa yang ingin kita tinggalkan melalui lisan kita?
(*)