LANGGAMPOST.NET - Bicara soal kolesterol, banyak orang langsung mengaitkannya dengan usia lanjut. Padahal faktanya, kasus kolesterol tinggi kini semakin banyak ditemukan pada mereka yang masih berusia 20–30 tahun. Inilah yang disebut para dokter sebagai ancaman silent killer.
Gaya Hidup Jadi Pemicu
Penyebab utamanya tidak lain adalah gaya hidup modern. Pola makan serba instan, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan begadang ikut berperan besar. Minuman manis dan kopi kekinian yang dikonsumsi hampir setiap hari juga mempercepat penumpukan lemak jahat di dalam tubuh.
Ironisnya, banyak anak muda merasa aman karena tubuh mereka masih terlihat bugar. Padahal kadar kolesterol tinggi sering tidak menunjukkan gejala apa pun sampai akhirnya memicu masalah serius seperti hipertensi, serangan jantung, atau stroke.
Pentingnya Skrining Rutin
Dokter menyarankan agar cek kolesterol dilakukan sejak usia 20 tahun, terutama jika ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Pemeriksaan sederhana lewat tes darah bisa membantu mendeteksi lebih dini sebelum muncul komplikasi.
Menurut data WHO, lebih dari 39% orang dewasa di dunia memiliki kadar kolesterol tinggi. Angka ini kian mengkhawatirkan karena semakin banyak ditemukan pada kelompok usia produktif.
Perbaikan Pola Makan
Kabar baiknya, kolesterol tinggi bisa dikendalikan dengan perubahan gaya hidup. Mulai dari mengurangi konsumsi gorengan, daging berlemak, hingga makanan cepat saji. Sebaliknya, perbanyak serat dari sayur, buah, dan biji-bijian.
Kacang-kacangan, alpukat, hingga ikan berlemak sehat seperti salmon juga terbukti membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).
Aktivitas Fisik Jadi Kunci
Olahraga rutin adalah kunci berikutnya. Tidak perlu langsung latihan berat, cukup jalan cepat 30 menit setiap hari sudah membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Aktivitas fisik juga menjaga berat badan tetap stabil dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Penutup
Kolesterol tinggi di usia muda bukan lagi sekadar isu, tapi kenyataan yang harus diwaspadai. Mengubah gaya hidup sejak dini jauh lebih baik daripada menunggu penyakit datang.
Jika tidak ingin terjebak dalam “bom waktu” kesehatan, mulailah dari langkah kecil: atur pola makan, rajin bergerak, dan lakukan cek kesehatan secara rutin.
(*)