LANGGAMPOS.NET - Bagi penderita GERD, salah memilih makanan bisa berakibat fatal. Salah satu yang paling terasa: sensasi panas di dada, mual, bahkan muntah. Gejala ini muncul karena asam lambung naik ke kerongkongan. Dan penyebabnya sering kali ada di meja makan.
Berikut tujuh makanan pemicu asam lambung yang sebaiknya dihindari, terutama saat gejala kambuh.
1. Makanan yang Digoreng
Ayam goreng, kentang goreng, atau camilan renyah lainnya mungkin menggoda. Tapi semua yang digoreng memaksa lambung bekerja keras. Kandungan lemaknya tinggi, memperlambat pencernaan dan memicu pelepasan hormon yang melemahkan katup lambung. Hasilnya: refluks.
2. Cokelat
Meski kaya antioksidan, cokelat bisa menjadi musuh bagi lambung sensitif. Kandungan teobromin dan kafein di dalamnya melonggarkan otot di ujung kerongkongan. Ini mempermudah asam naik, menciptakan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
3. Minuman Bersoda
Kandungan karbonasi dalam soda memicu perut kembung. Tekanan di dalam lambung meningkat, mendorong asam keluar ke atas. Kombinasi gula tinggi dan gas buatan ini membuat soda jadi pemicu utama bagi penderita GERD.
4. Kopi
Secangkir kopi bisa jadi awal hari yang buruk bagi lambung bermasalah. Kafein dalam kopi merangsang produksi asam lambung secara berlebihan. Dalam jumlah besar, efeknya bisa langsung terasa: perih di ulu hati dan rasa penuh di perut.
5. Alkohol
Alkohol mengiritasi dinding lambung dan memicu produksi gas. Efek lanjutannya bisa berupa perut kembung, heartburn, hingga refluks. Jika sudah punya riwayat asam lambung, sebaiknya hindari konsumsi alkohol dalam bentuk apa pun.
6. Makanan Pedas
Makanan pedas adalah pemicu klasik. Dalam survei tahun 2020 terhadap pasien GERD, 62% menyebut cabai dan bumbu pedas sebagai penyebab utama gejala mereka. Pedas memang menggoda, tapi efeknya bisa menghantam balik.
7. Tomat dan Olahannya
Tomat mengandung asam malat dan sitrat, dua zat yang mendorong produksi asam lambung. Saus tomat, sup tomat, dan pasta berbahan tomat sebaiknya dihindari jika Anda tidak ingin gejala makin parah.
(*)
