Iklan

Langgapos Net
Redaksi
6/15/2025, 17:02 WIB
Last Updated 2025-06-15T15:27:48Z
Langgam Religi

Biar Hati Tenang, Berbaik Sangkalah Kepada Allah

Biar Hati Tenang, Berbaik Sangkalah Kepada Allah


LANGGAMPOS.NET - Dalam menjalani hidup, keyakinan dan ketenangan hati adalah dua aspek yang tak terpisahkan. Islam sendiri mengajarkan bahwa keduanya berakar kuat pada satu konsep fundamental, yaitu husnudzan kepada Allah Swt., atau berprasangka baik kepada-Nya.

Keyakinan inilah yang membebaskan batin kita dari kekhawatiran dan keputusasaan. Dengan husnudzan setiap cobaan akan diterima dan diubah menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memastikan bahwa kita selalu melihat kebaikan dalam setiap ketetapan-Nya.

Berprasangka baik kepada Allah adalah pilar utama keimanan dan amalan hati yang sangat mulia dalam Islam. Hal ini selaras dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Allah akan bertindak sesuai dengan prasangka hamba-Nya." .

Ini berarti, jika seorang hamba berprasangka baik kepada-Nya, maka kebaikanlah yang akan ia dapatkan. Sebaliknya, jika prasangkanya buruk, maka keburukan pula yang akan menghampirinya.

Hadits ini menegaskan betapa pentingnya peran prasangka baik pada Allah SWT. Artinya, kita seharusnya yakin bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya yang senantiasa menaruh keyakinan dan harapan kepada-Nya.

Untuk membentuk sifat berprasangka baik kepada Allah, maka kita harus mengenal Allh SWT. melalui nama dan sifat-Nya. Contoh sifat-Nya yaitu rahmat dan ilmu-Nya yang meliputi segala sesuatu, sifat Allah yang sangat luas pengampunan-Nya. Hal ini mengajarkan dan membentuk keyakinan kita bahwa Allah akan selalu bersama hamba-Nya yang beriman.

Wujud dari sifat Berprasangka baik kepada Allah dapat kita realisasikan dengan memperbanyak amalan kita, seperti perkataan Hasan Al Bashri "Sesungguhnya seorang mukmin adalah yang paling baik prasangkanya kepada Allah dan paling baik amalnya, Adapun orang fajir adalah yang paling jelek prasangkanya kepada Allah dan paling jelek dalam beramal".

Ibnul Jauzi juga memberikan penjelasan mengenai sifat ini, bahwa keyakinan yang kuat dari seorang mukmin akan karunia Allah akan menumbuhkan prasangka baik kepada-Nya.

Namun, penting untuk dipahami bahwa berprasangka baik kepada Allah bukanlah seperti anggapan sebagian orang awam yang berharap pertolongan-Nya sambil terus-menerus berbuat maksiat. Sikap ini ibarat mengharapkan panen tanpa menanam benih, atau menginginkan anak tanpa menikah.

Sebaliknya, orang yang bijak akan senantiasa bertobat kepada Allah dengan harapan tobatnya diterima, dan melakukan ketaatan dengan tulus demi meraih pahala dari-Nya. Ini berarti prasangka baik kepada Allah haruslah selaras dengan usaha dan ketaatan dalam beribadah.

Oleh karena itu, maka hendaklah kita senantiasa memupuk prasangka baik kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan, karena di sanalah terletak kunci ketenangan hati dan keberkahan dari Allah SWT.


(*)

Advertisement
close