LANGGAMPOS.NET - SUMENEP - Pemerintah Kabupaten Sumenep kembali menggerakkan roda ekonomi kreatif melalui dua agenda budaya besar di kawasan Keraton Sumenep pada 10–12 Oktober 2025.
Dua kegiatan itu adalah Pameran Interaktif dan Bursa Keris bertajuk “SIMBOL” serta Pameran, Bursa, dan Uji Tembak Akik bertema “1 Hobi Berjuta Saudara.”
Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, S.H., M.H., mengatakan kekayaan budaya lokal harus menjadi sumber ekonomi jangka panjang.
“Keris dan batu akik bukan hanya benda pusaka, tetapi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang hidup. Ada nilai budaya, kreativitas, dan peluang bisnis di dalamnya,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).
Pameran “SIMBOL” yang dikurasi Rey Mizard Alifian menampilkan puluhan koleksi keris, warangka, dan artefak budaya dengan konsep interaktif.
Pengunjung diajak memahami filosofi di balik setiap bilah dan ukiran keris. “Warangka keris adalah arsip kehidupan masyarakat Madura. Setiap lekuknya menyimpan kisah perjuangan dan kehormatan,” kata Bupati.
Sementara itu, komunitas Maestoh Stone Sumenep menggelar Pameran, Bursa, dan Uji Tembak Akik di depan Labang Mesem, Keraton Sumenep. Acara ini menghadirkan penggemar batu akik, pirus, dan fosil dari berbagai daerah.
“Kegiatan ini bukan sekadar hobi, tetapi bentuk ekonomi rakyat yang tumbuh dari kecintaan terhadap budaya,” tambahnya.
Panitia menyediakan tiket Rp30.000 per batu dengan hadiah menarik seperti motor Vario Tecno 2011, mesin cuci, dan doorprize lainnya. Menurut Bupati, kegiatan budaya semacam ini memberikan dampak ekonomi nyata bagi UMKM, pengrajin, dan masyarakat sekitar.
Dua agenda tersebut menjadi bagian dari strategi Pemkab Sumenep meneguhkan branding “Sumenep Kota Keris Dunia.”
“Kami ingin tradisi tidak berhenti di ruang koleksi, tapi menjadi energi baru bagi masa depan,” pungkas Bupati Fauzi.
“Keris dan batu akik bukan hanya benda pusaka, tetapi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang hidup. Ada nilai budaya, kreativitas, dan peluang bisnis di dalamnya,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).
Pameran “SIMBOL” yang dikurasi Rey Mizard Alifian menampilkan puluhan koleksi keris, warangka, dan artefak budaya dengan konsep interaktif.
Pengunjung diajak memahami filosofi di balik setiap bilah dan ukiran keris. “Warangka keris adalah arsip kehidupan masyarakat Madura. Setiap lekuknya menyimpan kisah perjuangan dan kehormatan,” kata Bupati.
Sementara itu, komunitas Maestoh Stone Sumenep menggelar Pameran, Bursa, dan Uji Tembak Akik di depan Labang Mesem, Keraton Sumenep. Acara ini menghadirkan penggemar batu akik, pirus, dan fosil dari berbagai daerah.
“Kegiatan ini bukan sekadar hobi, tetapi bentuk ekonomi rakyat yang tumbuh dari kecintaan terhadap budaya,” tambahnya.
Panitia menyediakan tiket Rp30.000 per batu dengan hadiah menarik seperti motor Vario Tecno 2011, mesin cuci, dan doorprize lainnya. Menurut Bupati, kegiatan budaya semacam ini memberikan dampak ekonomi nyata bagi UMKM, pengrajin, dan masyarakat sekitar.
Dua agenda tersebut menjadi bagian dari strategi Pemkab Sumenep meneguhkan branding “Sumenep Kota Keris Dunia.”
“Kami ingin tradisi tidak berhenti di ruang koleksi, tapi menjadi energi baru bagi masa depan,” pungkas Bupati Fauzi.
(*)