Festival Permainan Tradisional Sumenep 2025, Langkah Nyata Lestarikan Budaya Lokal di Era Digital

Festival Permainan Tradisional Sumenep 2025, Langkah Nyata Lestarikan Budaya Lokal di Era Digital

10/05/2025, 20:04
Festival Permainan Tradisional Sumenep 2025, Langkah Nyata Lestarikan Budaya Lokal di Era Digital

LANGGAMPOS.NET - SUMENEP - Lapangan PT Garam di Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura, berubah menjadi arena penuh warna dan tawa pada Minggu (5/9/25). Ratusan anak sekolah dasar berpartisipasi dalam Festival Permainan Tradisional Sumenep 2025, sebuah kegiatan budaya yang digagas untuk melestarikan permainan tradisional Indonesia di tengah gempuran teknologi digital.

Sebanyak 350 siswa dari tujuh kecamatan wilayah daratan Sumenep ikut serta dalam festival ini. Mereka memainkan berbagai permainan khas Nusantara seperti kelereng, dakon, bekel, engklek, dan seludur. Tujuan utama kegiatan ini adalah menanamkan kembali nilai-nilai budaya dan kebersamaan yang terkandung dalam permainan tradisional kepada generasi muda.

Festival permainan tradisional di Sumenep ini menjadi bukti bahwa budaya lokal masih bisa hidup berdampingan dengan kemajuan zaman. 

Anak-anak terlihat antusias mencoba setiap permainan, menikmati suasana kompetitif yang hangat dan edukatif.

Salah satu permainan yang menjadi favorit adalah seludur. Permainan ini dimainkan oleh dua tim, masing-masing beranggotakan lima orang, dengan tujuan menjaga lintasan agar lawan tidak dapat melewatinya. Dibutuhkan kerja sama dan strategi untuk memenangkan permainan tersebut.

“Seludur mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kerja sama dan pertahanan,” ujar Herli Wahyudi, ketua pelaksana kegiatan Festival Permainan Tradisional Sumenep 2025.

Selain seludur, berbagai permainan lain seperti kelereng, dakon, dan engklek turut memeriahkan suasana. Herli menegaskan bahwa setiap permainan memiliki filosofi dan nilai edukatif yang penting bagi perkembangan anak.

“Anak-anak jadi tahu bahwa permainan tradisional tidak kalah seru dibandingkan permainan digital. Bahkan, permainan ini bisa mempererat hubungan sosial dan mengasah kecerdasan,” tambah Herli.

Festival budaya Sumenep ini juga mendapat dukungan besar dari para guru dan orang tua. Mereka berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi agenda tahunan untuk menumbuhkan kembali kecintaan terhadap budaya lokal.

“Melalui festival ini, kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal permainan tradisional, tapi juga memahami makna kebersamaan di dalamnya,” tutup Herli.

Dengan adanya Festival Permainan Tradisional di Sumenep, warisan budaya bangsa kembali mendapatkan tempat di hati generasi muda. 

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga simbol komitmen masyarakat Sumenep dalam melestarikan budaya lokal di era digital.

(*)

TerPopuler

close