Iklan

Redaksi
8/09/2025, 19:35 WIB
Last Updated 2025-08-09T12:35:14Z
Langgam Tekno

Samsung Gunakan AI untuk Lawan Penipuan Suara AI di One UI 8

 
Ilustrasi Phising


LANGGAMPOST.NET - Penipuan digital makin canggih. Jika dulu pelaku phising mengandalkan email atau SMS palsu, kini mereka memanfaatkan teknologi AI untuk meniru suara manusia. Suara ini terdengar begitu meyakinkan, bahkan mirip orang yang kita kenal.

Samsung tidak tinggal diam. Lewat pembaruan One UI 8, aplikasi telepon bawaan di perangkat mereka kini memiliki fitur pendeteksi suara AI. Tujuannya jelas: melindungi pengguna dari serangan phising berbasis AI.

Phising sendiri adalah upaya penipuan untuk mencuri data sensitif seperti informasi login, nomor kartu kredit, atau data pribadi. Modusnya sering dengan menyamar sebagai pihak resmi atau kerabat dekat. Kini, dengan kemajuan AI, pelaku bisa meniru suara seseorang dan membuat korban percaya.

Fitur baru ini sementara hanya tersedia di Korea Selatan. Samsung menggandeng kepolisian dan lembaga investigasi ilmiah setempat untuk melatih AI pendeteksi suara tersebut. Data hasil kerja sama ini menjadi dasar bagi sistem mengenali pola suara AI yang sering digunakan penipu.

Cara kerjanya sederhana tapi efektif. Saat pengguna menerima panggilan dari nomor tak dikenal, sistem akan secara otomatis menganalisis suara lawan bicara. Jika terdeteksi potensi suara AI, muncul notifikasi di layar.

Peringatan dibagi menjadi dua tingkat. Pertama, suspected, ketika sistem menemukan indikasi suara AI dan meminta pengguna memastikan identitas penelepon. Kedua, detected, saat AI yakin seratus persen bahwa itu panggilan phising. Pada tahap ini, ponsel akan bergetar dan menandai nomor tersebut sebagai phising di riwayat panggilan.

Langkah ini penting mengingat teknologi deepfake voice makin sulit dibedakan dari suara asli. Bahkan panggilan singkat bisa cukup untuk membuat korban lengah. Samsung berharap sistem ini bisa menjadi garis pertahanan awal bagi pengguna.

Walau baru tersedia di Korea Selatan, peluang untuk memperluas fitur ini terbuka lebar. Samsung kemungkinan harus bekerja sama dengan lembaga hukum di negara lain untuk mengumpulkan data suara dan pola penipuan lokal.

Bayangkan jika fitur ini hadir di Indonesia. Dengan maraknya penipuan telepon yang mengatasnamakan keluarga atau pihak bank, deteksi otomatis suara AI bisa menjadi penyelamat banyak orang.

Samsung menunjukkan bahwa AI tidak hanya menjadi ancaman, tapi juga solusi. Menggunakan teknologi untuk melawan teknologi, mereka membalikkan keadaan dan memberi harapan baru dalam melindungi privasi pengguna.

(*)
Advertisement
close