LANGGAMPOS.NET - SUMENEP - Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menegaskan peran strategis Gerakan Pramuka dalam membentuk karakter bangsa, khususnya generasi muda.
Hal itu disampaikannya saat melantik Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Sumenep masa bhakti 2024–2029 di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Kamis (1/5/2025).
Sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Sumenep, Bupati Fauzi menekankan agar kepengurusan baru dapat menciptakan program-program Pramuka yang progresif dan nyata untuk kemajuan Pramuka di Kabupaten Sumenep.
“Gerakan Pramuka harus terus bergerak dinamis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Tantangan saat ini tidak ringan, dan Pramuka harus mampu menjawabnya,” kata Fauzi.
Ia menyoroti berbagai tantangan generasi muda saat ini, seperti judi online, narkoba, pornografi, hingga lunturnya semangat gotong royong dan nasionalisme akibat pengaruh budaya asing. Menurutnya, Pramuka harus menjadi garda terdepan dalam membina moral dan karakter.
“Anak-anak Pramuka harus punya life skill, soft skill, dan hard skill. Tapi yang tidak kalah penting adalah postur mental dan karakter yang kuat untuk menghadapi era tanpa batas ini,” tegasnya.
Fauzi menjelaskan bahwa Gerakan Pramuka memiliki potensi besar dalam membentuk pribadi tangguh melalui penguatan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik. Nilai-nilai ini penting dalam membangun generasi penerus yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Ia juga menyoroti perlunya perubahan pola pikir agar Pramuka tetap relevan bagi generasi milenial dan Gen Z. Bupati mendorong agar Pramuka tidak hanya aktif dalam pendidikan non-formal, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Gerakan Pramuka harus hadir di tengah masyarakat. Pramuka itu bukan hanya baris-berbaris, tapi juga turun ke lapangan, ikut membantu dan memberi solusi bagi persoalan-persoalan riil di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Bupati Fauzi mengajak seluruh pengurus baru menjadikan pelantikan ini sebagai momentum transformasi Gerakan Pramuka Sumenep.
“Mari bersama-sama kita jadikan Pramuka sebagai garda depan dalam mencetak generasi unggul dan berkarakter untuk masa depan bangsa,” pungkasnya.
Sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Sumenep, Bupati Fauzi menekankan agar kepengurusan baru dapat menciptakan program-program Pramuka yang progresif dan nyata untuk kemajuan Pramuka di Kabupaten Sumenep.
“Gerakan Pramuka harus terus bergerak dinamis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Tantangan saat ini tidak ringan, dan Pramuka harus mampu menjawabnya,” kata Fauzi.
Ia menyoroti berbagai tantangan generasi muda saat ini, seperti judi online, narkoba, pornografi, hingga lunturnya semangat gotong royong dan nasionalisme akibat pengaruh budaya asing. Menurutnya, Pramuka harus menjadi garda terdepan dalam membina moral dan karakter.
“Anak-anak Pramuka harus punya life skill, soft skill, dan hard skill. Tapi yang tidak kalah penting adalah postur mental dan karakter yang kuat untuk menghadapi era tanpa batas ini,” tegasnya.
Fauzi menjelaskan bahwa Gerakan Pramuka memiliki potensi besar dalam membentuk pribadi tangguh melalui penguatan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik. Nilai-nilai ini penting dalam membangun generasi penerus yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Ia juga menyoroti perlunya perubahan pola pikir agar Pramuka tetap relevan bagi generasi milenial dan Gen Z. Bupati mendorong agar Pramuka tidak hanya aktif dalam pendidikan non-formal, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Gerakan Pramuka harus hadir di tengah masyarakat. Pramuka itu bukan hanya baris-berbaris, tapi juga turun ke lapangan, ikut membantu dan memberi solusi bagi persoalan-persoalan riil di lingkungan sekitar,” ujarnya.
Bupati Fauzi mengajak seluruh pengurus baru menjadikan pelantikan ini sebagai momentum transformasi Gerakan Pramuka Sumenep.
“Mari bersama-sama kita jadikan Pramuka sebagai garda depan dalam mencetak generasi unggul dan berkarakter untuk masa depan bangsa,” pungkasnya.
(*)
